SAMPANG (SurabayaPost.id) – Kasus penembakan yang berawal dari perselisihan dukungan Pilpres di media sosial (medsos) rupanya menjadi atensi serius pihak Polda Jatim. Tersangka Indris yang menembak korbannya Subsidi hingga tewas beberapa waktu lalu menjadi perhatian publik nasional, karena berbau politis terkait dengan dukungan terhadap salah satu calon presiden (Capres).
“Kita berupaya melakukan pencarian barang bukti lain di Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk itu kita di bantu oleh tim Polda Jatim dengan melibatkan petugas Laboratorium Forensik (Labfor), Unit Kriminal Khusus, Kriminal Umum, Intel, Gegana dan tim IT yang tengah bekerja keras dilapangan, ” ungkap AKBP Bhudi Wardiman, Rabu (28/11/2018).
Ia menyatakan, keterlibatan tim Polda Jatim tersebut untuk menemukan proyektil bullet yang ditembakan tersangka dari senjata api (sepi) rakitan jenis Pen Gun dengan menggunakan metal detektor.
“Berdasarkan keterangan tersangka, korban membawa pisau yang sempat ditusukan kepada pelaku. Sehingga petugas melakukan olah TKP untuk menelusuri kebenarannya termasuk juga sepeda motor milik tersangka yang menyatakan di tinggal di lokasi kejadian, ” terang Bhudi.
Sekadar diketahui, motif sementara penembakan terhadap Subaidi, warga Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, karena tersangka Idris (30) warga Dusun Klompang, Desa Tamberu Laok, sakit hati dengan postingan korban di Facebook.
Sehingga sempat terjadi percekcokan di dunia maya, karena keduanya beda dukungan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). Korban dengan akun bernama Ahmed Alfateh, menurut pihak Polda Jatim sudah di non aktifkan tapi dari hasil pantauan di medsos ternyata akun itu masih ada. Sedangkan akun tersangka bernama Idris Afandi Afandi juga tetap bisa di akses.
Bahkan kasus tersebut juga menjadi perhatian serius sejumlah kiai, mengingat korban merupakan santri alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ulum, Bata-Bata Pamekasan, salah satu Ponpes ternama di Madura. (rud)
Leave a Reply