Masa Pandemi Covid-19, Penyaluran Kredit Bank Sampoerna Meningkat 9,5%

JAKARTA (SurabayaPost.id) – Meski masa pandemi Covid-19, penyaluran kredit PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) meningkat 9,5%. Pertumbuhan peningkatan kredit itu tercatat hingga akhir semester pertama 2020. Sehingga total kredit tersebut mencapai Rp 8,7 triliun (yoy). Sebab posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,0 triliun.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, Selasa (18/8/2020). Dijelaskan dia bila dari total kredit tersebut 60% masuk sektor UMKM.

Itu mengingat, fokus layanan Bank Sampoerna untuk memperkuat bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah kondisi pandemi Covid-19.

“Meski pertumbuhan ekonomi terhambat akibat berlangsungnya pembatasan sosial, Bank Sampoerna melihat terdapat cukup banyak kebutuhan pembiayaan. Para pengusaha UMKM terus menunjukkan kreativitasnya menciptakan peluang baru di tengah perubahan situasi
ini. Karenanya, kami merasa perlu untuk terus menjalankan peran serta tanggung jawab kami membantu UKM melalui restrukturisasi pinjaman, tambahan pinjaman serta pembiayaan pinjaman baru yang selektif,” ucap Ali Rukmijah.

Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga akhir semester pertama 2020 juga meningkat mencapai Rp 9,4 triliun, atau tumbuh 7,4% dibandingkan dengan posisi per akhir semester pertama 2019 yang tercatat Rp 8,8 triliun.

Peningkatan itu ditopang terutama oleh produk giro dan tabungan yang
berturut-turut meningkat sebesar 62,2% dan 21,4%. Sedangkan total deposito hanya naik sebesar 1,4% sepanjang periode yang sama. Kondisi tersebut berimplikasi pada peningkatan CASA ratio menjadi 21,7%.

Pertumbuhan kredit dengan dukungan peningkatan DPK menunjukkan peran intermediasi Bank Sampoerna yang berjalan baik, dengan posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) 92,4% per
akhir Juni 2020, posisi yang dinilai baik untuk menyeimbangkan kebutuhan likuiditas dan menjaga profitabilitas, serta sesuai dengan ketentuan yang ada.

Pertumbuhan kredit itu kata Ali, berdampak pula pada peningkatan aset Bank Sampoerna ke angka Rp 11,4 triliun atau meningkat 9,2% dibandingkan akhir periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp10,5 triliun.

Laba bersih, menurut dia, naik 22,6% atau menjadi Rp30,2 miliar pada semester I tahun 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp24,6 miliar. Penurunan beban operasional selain bunga bersih sebesar 7,4% menjadi Rp 259,4 miliar kata dia, merupakan faktor penting dicapainya peningkatan laba bersih ini.

Berfokus pada segmen UMKM, menurut dia, tidak berarti Bank Sampoerna abai akan trend dan perkembangan industri keuangan. Mengantisipasi sekaligus mengikuti perkembangan teknologi yang ada, Bank Sampoerna telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang bersinggungan erat denganteknologi, termasuk fintech companies dalam menyediakan fasilitas virtual accounts dan transfer online.

Selain itu jelas dia, Bank Sampoerna juga bekerja sama menjadi partner pendanaan bagi fintech peer￾to-peer (P2P) lending. Sepanjang semester 1 tahun 2020 ini, Bank Sampoerna memfasilitasi berbagai transaksi, termasuk untuk perusahaan fintech, dengan total volume mendekati Rp.100 triliun, meningkat 8% dibandingkan yang terjadi pada periode yang sama tahun lalu.

“Bank Sampoerna bersyukur bisa menjadi partner digital dari perusahaan fintech. Dengan berpartner, lebih banyak masyarakat dan UMKM yang dapat kami layani,” ujar Henky Suryaputra, CFO Bank Sampoerna.

Rasio-rasio keuangan Bank Sampoerna, tutur dia, juga menunjukan angka yang cukup baik. Rasio kredit bermasalah bruto (Non-Performing Loan Gross /NPL Gross) menurun dari 4,5% di akhir Juni 2019 menjadi 3,9% di akhir Juni 2020.

Demikian pula rasio kredit bermasalah
bersih (NPL Net) berada di level baik yaitu 2,1% (menurun dari 3,4% dari pada 1 tahun sebelumnya). Margin Bunga Bersih atau Net Interest Margin (NIM) tercatat 6,1%.

“Rasio kinerja dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya (ROA) juga cukup baik, di level 0,8% (semester I 2019: 0,7%). Demikian pula modal dinilai masih memadai dengan rasio kecukupan modal (CAR) pada level 17,8%,” jelas dia.

Sementara itu, kata dia, dari sisi kemanusian dan tanggung jawab sosial perusahaan, pada bulan Mei
dan Juni 2020 lalu, Bank Sampoerna bersama mitra bisnisnya, KSP Sahabat Mitra Sejati mengadakan kegiatan yang bertemakan “Berbagi 10.000 Paket Sembako”. Memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Perusahaan juga melalui penghimpunan dana dari Manajemen dan karyawan Bank, serta masyarakat umum.

Kegiatan itu menurut dia, dilaksanakan di 22 kota di seluruh Indonesia melalui kerja sama dengan kantor kepolisian dan dinas koperasi setempat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Kami cukup prihatin dengan kondisi para pelaku usaha maupun masyarakat terdampak
Covid-19 ini khususnya terdampak ekonominya. Kami memandang perlu untuk bisa ikut meringankan beban yang mereka emban. Mudah-mudahan paket sembako yang kami bagikan ini, bukan hanya membantu mereka yang secara langsung menerima bantuan, tetapi juga dapat menginspirasi lebih banyak masyarakat dan institusi untuk juga bergerak membantu”, lanjut Ali menutup pembicaraan. (aii).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.