Silaturahmi, Gubernur Khofifah Ajak Media Ikut Bangun KEK Jatim 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat bersilaturrahmi dengan pengelola media di Malang Raya.

MALANG  (SurabayaPost.id) – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak pengelola media di Malang Raya untuk ikut membangun Jatim. Khususnya yang berkaitan dengan kawasan  ekonomi khusus (KEK) di Singosari, Kabupaten Malang. 

Ajakan tersebut disampaikan Gubernur Khofifah Indar Parawansa  kala melakukan silaturahmi dengan awak media di Bakorwil III Pemprov Jatim di Malang, Senin (2/9/3019). 

Hadir dalam silaturahmi tersebut Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander. Selain itu, Kabag Humas Pemkot Malang Nur Widianto serta wartawan senior Malang Raya.

Khofifah yang juga Ketua Muslimat NU ini pada keaempatan teraebut membeberkan potensi yang luar biasa di wilayah Jatim. Menurut dia,  potensi sumber daya alam berlimpah, sarana prasarana serta sumber daya manusia (SDM). 

“Sayangnya semua  potensi itu masih belum terkelola dengan maksimal. Sehingga perlu didorong lagi agar bisa termanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan  masyarakat Jatim,” kata dia. 

Untuk itu, terang dia, peran media –baik cetak, televisi, online, radio dan elektronik– sangat penting.  Sebab, potensi di Jatim itu akan tereksplorasi dengan baik bila koneksitas transportasi dan digital IT tertata dengan baik. 

“Apalagi kita sudah merancang KEK cluster digital IT di Singosari, Kabupaten Malang. Itu siap diresmikan.  Yang jadi setrum startup akan bertumpu di Malang Raya,” jelas dia. 

Khofifah yang mantan Menteri Sosial ini menegaskan jika keberadaan startup sangat menentukan perkembangan ekonomi kreatif kedepan. Malang, menurut dia merupakan  gudangnya startup di Indonesia.  

“Startup di Malang ini mencapai 57 ribu. Sedangkan di Surabaya  baru 47 ribu. Berdasarkan kondisi tersebut provinsi yang menjadi pilot Project 4.0  adalah Jatim. Itu agar perusahaan ecommerce jadi penguat startup Indonesia,” jelas mantan anggota DPR RI ini.

Dia menjelaskan bahwa perkembangan ecommerce yang dikotori para startup sangat pesat di Indonesia. Sehingga, Indonesia menduduki ranking kelima setelah Amerika,   India, Canada dan lainnya.

Untuk Indonesia, kata dia, Jatim yang menjadi pionernya.  Itu karena disupport Malang Raya yang menjadi pusat industri kreatif. 

“Berdasarkan kondisi tersebut saya ingin produk dari potensi yang ada di Jatim ini tidak lagi pakai konsep petik langsung jual. Tapi, petik, olah, kemas lalu jual,” jelas wanita yang sudah menjadi anggota DPR RI 1992 ini.

Selain  itu kata Khofifah, industri olahan  tersebut harus ada market akses. “Makanya industri kreatif harus juga diberi ruang. Untuk itu kreativitas dan inovasi mereka harus segera dimulai,” papar dia. 

Apalagi terang dia, digital scholarship tak bisa dihindari. Sehingga media menjadi sangat penting. 

Hal itu kata dia, alangkah semakin bagus jika Jatim connect  telah termanfaatkan. “Itu bisa terpakai kalau Big Data Jatim selesai,” kata dia. 

Menurut  Khofifah, potensi SDA dan SDM di Jatim memang luar biasa. Namun dia juga mengingatkan bila tantangan yang dihadapi juga sangat besar.  

Dia mencontohkan tak hanya lomba dalam perkembangan IT di Indonesia, Jatim sangat dominan. “Sebab,  masalah Narkoba, HIV/AIDS kita juga masih nomor 1,” kata dia. 

Karena itu, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk membangun pagar yang kuat. “Itu demi  menyiapkan generasi emas. Satu abad Indonesia merdeka,” pungkasnya. (aji) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.