Usai Mendaftar  Ke KPUD Kota Batu,  Begini Pendapat Tossi Bacaleg Partai Golkar Dapil Bumiaji 

Foto Budi Santoso alias Tossi
Foto Budi Santoso alias Tossi

BATU (SurabayaPost.id) – Bacaleg (bakal calon legislatif) partai Golkar Kota Batu Budi Santoso alias Tossi berharap para bacaleg ada debat terbuka adu gagasan untuk Kota Batu kedepan.

Itu, disampaikan Tossi sapaan  akrab bacaleg daerah pilihan (Dapil) 3 Bumiaji ini,saat mendaftarkan diri ke KPUD Kota Batu sebagai bacaleg DPRD Kota Batu.

“Melihat situasi sekarang, lebih baik pada jaman dulu, maka, Kota Batu ini perlu pembenahan -pembenahan disejumlah sektor,” kata Tossi, Minggu (14/5/2023).

Olehkarena itu, pihaknya menargetkan partai Golongan Karya Kota Batu pada pilihan calon legislatif 2024 mendatang  mendapat 12 kursi di gedung DPRD Batu.

“Di Kota Batu ada 4 dapil, setiap dapil targetnya partai Golkar dapat 3 kursi.
Namanya target harus tinggi agar perolehan kursi bisa tinggi.Ketika menargetkan rendah, tentu perolehan kursinya akan rendah,” ucap mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu ini.

Sisi lain,Tossi menyebut secara  pribadi terkait lingkungan di Kota Batu eksplorasi pariwisata yang berlebihan, itu menjadi tanggung jawab bersama, bagaimana menyelamatkan lingkungan di batu?.

“Jadi jangan sampai semuanya ini tergerus dengan sebuah pembagunan gedung – gedung bertingkat , kemudian bagaimana pertanian yang selama ini semakin terpuruk, dan itu perlu diselamatkan,” ungkapnya.

Lanjutnya, mantan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu ini, menyerukan generasi milenial untuk persiapan yang akan datang bisa bekerja disektor mana, dan itu perlu dipersiapkan agar nanti tidak menjadi generasi yang bingung.

Untuk itu, menurut dia, pada pesta  demokrasi pemilu 2024 mendatang, pendaftaran  bacaleg di seluruh Indonesia berakhir pada tanggal 
14 Mei 2023 ini, merupakan wujud  pertarungan hebat dikancah politik, dan beragam cara menjalankan mesin politik untuk menjaring simpati masyarakat.

“Semoga dalam perta demokrasi pemilu nanti, kontestan politik – politik di bumi Kota Batu  tidak hanya mengandalkan uang, karena ketika terpilih sebagai wakil rakyat tidak akan bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik sebagai wakil rakyat, ketika politik uang yang digunakan,” ujarnya.

Lantas ujar dia, sehingga terjadi ketika duduk di kursi gedung DPRD akan malah jadi ajang belajar, lantaran sebelumnya tidak punya dasar kemampuan sebagai wakil rakyat.

“Ketika ditanya masyarakat terkait aturan, malah balik tanya, fungsi kontrol yang harus dilakukan jadi jalan ditempat. Celakanya lagi, hanya disibukkan bagaimana caranya mengembalikan modal yang sebelumnya jadi pemulus menjaring suara,” sindir Tossi.

Demikian, lanjut Tossi kerap terjadi pula seruan masyarakat terhadap sejumlah anggota dewan, alasannya ketika masyarakat mengadu sering diabaikan.

“Jadi, kalau itu terjadi, masyarakat tidak bisa serta merta banyak menuntut pada wakil rakyat, lantaran memilih pada salahsatu calon saat itu karena uang. Artinya secara tidak langsung hak suaranya sudah dibayar, ibarat kontrak selama 5 tahun,” terangnya.

Jadi, terang dia, alih – alih wakil rakyat mau mikir rakyatnya, sedangkan modal  politiknya saja belum kembali.

“Saya berharap semoga praktik – praktik sepeti itu tidak ada di Kota Batu, dan wakil rakyat nantinya benar – benar dipilih rakyat bukan karena nilai rupiah,” harap Tossi.

Oleh sebab itu, menurut dia, seorang calon legislatif harus mampu terjun langsung ke lapangan atau terlibat langsung dengan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menguji komitmen, integritas sekaligus menjadi media untuk memperkenalkan diri sendiri.

“Masyarakat yang berperan sebagai pemilih atau memiliki hak pilih pasti ingin melihat, mengenal serta mengetahui secara langsung figur caleg yang akan dipercayakan sebagai wakil mereka di parlemen,” pungkasnya.(Gus)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.