BATU (SurabayaPost.id) – Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menuruti ajakan dialog pedagang yang tergabung di Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Kota Batu. Dialog tersebut digelar di area Unit 1 Pasar Batu, Selasa. (18/8/2020).
Dialog tersebut dihadiri juga DPRD Kota Batu serta dinas terkait. Bahkan Kapolres Batu AKBP Harviadhi Agung Prathama SIK MIK ikut menyaksikan dialog tersebut.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko yang didampingi Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan, Eko Suhartono serta Kepala Badan Keuangan Daerah, M Chori terlihat lega. Sebab, para pedagang mau meminta penjelasan langsung dari Pemkot Batu terkait pembangunan Pasar Besar Kota Batu yang dianggarkan Rp 200 miliar itu.
Apalagi, dalam dialog itu dihadiri Ketua HPP, Faizi Rohmi, dan Wakil Ketua HPP Johan Bambang Irawan serta Sekretaris HPP, Arief Setyawan. Termasuk para Pimpinan DPRD Kota Batu.
Makanya, Dewanti Rumpoko mengaku lega dan bersyukur. Sebab, pertemuan pertama yang formal bisa terlaksana dengan baik dan lancar.
“Sebetulnya beberapa kali sudah bertemu tapi tidak formal. Saya rasa ini awal yang sangat bagus. Sebab, informasi yang diterima selama ini kurang jelas dan tidak pas. Sehingga dipersepsikan sendiri oleh mereka,” kata Dewanti.
Dia menegaskan bahwa pembangunan pasar akan terbuka. Dia pun yakin nantinya tidak akan ada jalan buntu lagi. Apalagi, lanjut dia, dengan keterbukaan informasi, masyarakat, khususnya para pedagang bisa mengetahui dengan jelas proses-prosesnya.
“Tapi ini persoalan belum sepenuhnya selesai dalam satu dialog saja. Masih akan ada dialog-dialog berikutnya bersama para pedagang di kemudian hari. Tapi informasi ini harus disampaikan dengan jelas agar tahap berikutnya lancar. Sehingga pembangunan selesai,” ungkapnya.
Meski begitu, menurut Dewanti, paling tidak para pedagang sudah jelas semua. Terutama yang berkaitan dengan informasi, situasi dan kondisi sebenarnya.
“Nanti Pemkot Batu juga akan mengajak para pedagang untuk ikut dalam rapat virtual bersama pemerintah pusat. Hal itu agar tidak terjadi kesalahan informasi yang diterima oleh para pedagang. Termasuk soal anggaran Rp 200 miliar dari pemerintah pusat. Itu saya jamin tidak akan ke mana-mana. Sebab sudah ada Perpresnya,” paparnya.
Ditegaskan dia, jika semua persyaratan disiapkan dan dipenuhi pasar segera dibangun. “Jadi bukan dicairkan. Sebab, nanti yang bangun pemerintah pusat,” tegasnya.
Wakil Ketua HPP Johan Bambang Irawan mengaku lega. Sebab dalam pertemuan tersebut bisa menjadi awal titik terang antara pedagang dengan Pemkot Batu.
Meski begitu, Johan mengaku dalam pertemuan ini, tidak cukup hanya sekali saja. Menurutnya perlu ada pertemuan-pertemuan berikutnya.
“Pertemuan ini masih awal, tidak cukup sekali dua kali, mungkin bisa empat sampai lima kali. Tapi apa yang disampaikan Bu Wali Kota setidaknya sudah memulai adanya titik terang. Sehingga apa yang diharapkan bisa terealisasi, ” jelas dia.
Dia berharap ada pertemuan lanjutan terkait data, dana dan DED pembangunan pasar tersebut. Sehingga, kalau sudah direlokasi, ada jaminan dari pemerintah pedagang tak akan dirugikan.
Makanya dia berharap Pemkot Batu benar-benar terbuka dan transparan. Sehingga semuanya menjadi gamblang.
Kepala Diskoumdag Kota Batu, Eko Suhartono berjanji untuk terbuka. Dia juga menegaskan akan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan para pedagang.
“Sebetulnya komunikasi telah dijalin dengan baik. Namun gara-gara ada pandemi, muncul hambatan. Kemarin juga sudah ada komunikasi yang intensif. Alhamdulillah hari ini ada beberapa titik temu dan bisa bertatap muka sama mereka,” katanya.
Dia menegaskan akan transparan terhadap informasi apapun, termasuk data. Untuk itu, Eko mengaku tengah melakukan pendataan kepada pedagang sebelum dilakukan relokasi 22 Agustus 2020.
“Kami sedang mendata, pedagang juga demikian. Nanti kami sinkronisasi sehingga data betul-betul riil. Jangan sampai ada kecurigaan. Saya akan tetap terbuka dalam segala hal,” timpalnya. (Gus)
Leave a Reply