BATU (SurabayaPost.id) – Kalangan Dewan, DPRD Kota Batu menyoroti pelaksanaan prosesi sakral malam resepsi Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Batu ke – 18. Sebab, resepsi yang digelar di parkiran Among Tani Pemkot Batu, Kamis (17/10/2019) malam dinilai mengecewakan banyak pihak. Terutama dari kalangan DPRD Kota Batu.
Itu karena pihak panitia, khususnya protokolernya dianggap tak siap. Apalagi tamu yang diundang tidak selektif. Hal tersebut dikatakan anggota DPRD Kota Batu dari PKB, Sudiono, Sabtu (19/10/2019).
“Saya sangat menyayangkan pihak panitia penyelenggara, terutama protokolernya. Mereka terkesan tidak mempersiapkan secara matang,” terang Sudiono.
Lantas dia mencontohkan tamu undangan dan penyediaan tempat duduk. Menurut dia tidak dipersiapkan dengan baik.
Menurut dia, ada pihak yang seharusnya diundang justru tidak diundang. Dia sebutkan seperti Tim Kreatif dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Mereka, kata dia, layak diundang. Sebab pernah membawa nama harum Kota Batu. Mereka merupakan satu -satunya dari Jawa Timur yang lolos 10 besar festival Gapura Cinta Negeri 2019.
Bahkan mereka mendapat penghargaan langsung dari Presiden Jokowi di Istana Negara. “Ternyata tak ada satupun tim kreatif dari Desa Sidomulyo itu yang diundang oleh panitia penyelenggara HUT Kota Batu. Itu patut diaesalkan,” jelas dia.
Makanya dia berharap kedepannya hal tersebut tak terulang kembali. Panitia penyelenggara, kata dia, harus lebih teliti dan bisa menghargai karya – karya putra daerah yang membawa harum nama Kota Batu tingkat Nasional.
Terkait tempat duduk, kata dia, banyak undangan bingung. Sebab tak mendapatkan tempat duduk sesuai status dan jabatannya.
Dicontohkan Ketua DPRD Kota Batu Asmadi dan para Wakil DPRD Kota Batu. “Mereka bingung cari tempat duduk. Sebab tak disiapkan. Padahal mereka merupakan pejabat negara,” katanya dengan nada kecewa.
Kekecewaan serupa juga diungkapkan anggota DPRD Kota Batu Khamim Tohari. Politisi PDIP ini menilai pelaksanaan resepsi HUT Kota Batu ke-18 itu terkesan asal-asalan.
“Padahal pelaksanaan resepsi HUT Kota Batu itu menggunakan uang negara. Masyarakat harus bisa ikut merasakan,” tutur dia.
Namun, lanjut dia, masyarakat justru tidak antusias dan memberikan respon baik. Menurut dia hal itu karena panitia hanya asal – asalan menggelar resepsi tersebut.
Dia contohkan seperti tempat duduk yang tak disiapkan dengan baik. Selain utuh Tamu undangan yang diundang juga terkesan aaal-asalan.
Makanya politisi PDIP ini mengaku prihatin terhadap panitia penyelenggara. Karena itu dia yakin anggota dewan akan kompak mempertanyakan besaran anggaran yang digunaka.
“Selain itu uang tersebut peruntukannya dipakai apa saja. Apapun bentuknya karena yang digunakan uang negara, maka wajib dilaporkan. Sehingga masyarakat Kota Batu tidak berspekulasi karena penggunaan uangnya tak transparan,” saran Khamim.
Sementara itu, Ketua RW Desa Sidomulyo, sekaligus Ketua tim kreatif Festival Gapura Cinta Negeri 2019, Roni Sitiu mengakui bila tak diundang dalam acara resepsi HUT Kota Batu.
“Kami tak diundang. Loh rekan – rekan yang ke Jakarta saja menggunakan uang sendiri. Bahkan pada saat di Jakarta, kami merasa paling sedih, karena tidak ada satupun dari Pemkot Batu yang mengawal tim kreatif kami di Jakarta,” ngaku Roni.
Menurut dia, Pemkot Batu tak ada andil meski hanya sepeser pun. Baik itu terkait biaya pembuatan Gapura Burung Garuda 4D, maupun untuk transportasi ke Jakarta,” jelas dia.
Makanya, dia tak heran jika tidak mendapat undangan pada prosesi resepsi HUT Kota Batu ke – 18 yang digagas Pemkot Batu tersebut. “Ya ucapan terima kasih saja tidak. Apalagi membantu uang, sepeser pun juga tidak. Jadi tak mungkin tim kreatif kami dapat undangan,” kata Roni.
Terpisah, Kepala Diskominfo Kota Batu, sekaligus Ketua Panitia Umum HUT Kota Batu Agus, mengaku jika ada kekurangan dari pihak panitia bukan karena kesengajaan. “Jadi kami selaku Ketua Panitia Umum penyelenggara minta maaf jika ada kesalahan dalam menjalankan tugas sebagai panitia HUT Kota Batu ke- 18,” pungkasnya (Gus)
Leave a Reply