Komisi 4 DPRD Gresik : Penyakit HIV/AIDS di Gresik Urutan Empat Tertinggi Se Jatim

GRESIK (SurabayaPost.id) – Penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Gresik menduduki urutan ke empat di Jawa Timur. Menurut data di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, banyaknya kasus HIV/AIDS di Gresik dipengaruhi banyak faktor, terutama banyak warga Gresik yang bekerja di luar kota, luar pulau atau bahkan di luar negeri.

“Di satu sisi, para penderita ini malu berobat ke rumah sakit atau puskesmas sehingga jumlah penderita penyakit ini semakin naik,” ujar H Khoirul Huda, anggota Komisi 4 DPRD Gresik, saat melakukan sosialisasi perundang-undangan (Sosper) di Kelurahan Kawisanyar Kecamatan Kebomas Gresik, Minggu (14/11) siang.

Selain Huda, di tempat yang sama Sosper tersebut juga dilakukan Hj. Lilik Hidayati, yang juga dari PPP.

Ada tiga Perda yang disosialisasikan keduanya. Masing-masing Perda No. 16 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan toleransi kehidupan bermasyarakat. Perda No. 18 tahun 2020 tentang penanggulangan penyakit menular.
Perda No. 4 tahun 2021 tentang pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri.

Menurut politisi asal Kecamatan Manyar ini, Perda ini juga mengatur kewajiban pemerintah terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

“Apalagi saat ini di Gresik, angka Stunting masih cukup tinggi mencapai 27 persen,’ kata Huda.

Menjawab pertanyaan seorang warga, Ibu Masifah, mengenai jenis penyakit menular yang pengobatannya ditanggung pemerintah, Huda menegaskan bila pasien ikut BPJS maka otomatis akan ditanggung BPJS.

Bila tidak ikut BPJS, pasien bisa dilayani dengan Kartu Gresik Sehat. Atau pasien bisa dimintakan bantuan sosial (Bansos), namun sebelumnya pasien harus mendapat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa kemudian didukung kecamatan untuk diteruskan ke dinas sosial.

“Perda ini juga mengatur RSU Ibnu Sina dan Puskesmas, harus menyediakan ruang pelayanan khusus bagi pasien HIV/AIDS. Agar mereka mau berobat, karena mendapat pelayanan yang lebih privat,” ujar Sekjen DPC PPP Gresik ini.

Ditegaskan Huda, Perda penanggulangan penyakit menular ini dibuat untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan dengan sasaran mewujudkan masyarakat Gresik yang sehat.

Sementara Hj Lilik Hidayati menyampaikan pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, yang bisa diaplikasikan dalam bentuk kerukunan antar tetangga apapun etnisnya.

Di hadapan konstituennya, Hj Lilik menjelaskan alasan pentingnya kerukunan yang dimaksud.

“Semua adalah ciptaan Allah SWT, apapun etnisnya yang penting rukun,” kata politisi yang sudah 3 periode menjadi anggota DPRD itu. (adv/uki)

Baca Juga:

  • Giri Kedaton Bonsai 2025, Pelopor Kontes Bonsai Kelas Bintang
  • Jelang Porprov Jatim 2025, DPRD Kota Malang Cek Kondisi GOR Ken Arok
  • UMKM Kota Malang Unjuk Gigi di ICE 2025 Munas VII APEKSI, Begini Kata Wali Kota Wahyu Hidayat
  • Diduga Gelapkan Serifikat Rumah, Bos Koperasi di Kota Malang Dilaporkan Warga Dau ke Polisi
  • Wali Kota Malang Tegaskan Komitmen pada Visi Indonesia Emas Lewat Munas VII APEKSI
  • BRI Cabang Batu Dukung Penuh Proses Hukum Oknum Karyawan Yang Ditangani Kejari
  • Dinyatakan Bersalah, Isa Zega Divonis Hakim PN Kepanjen Malang 3,6 Tahun Penjara
  • Dr. Yayan Riyanto, Advokat Berpengalaman dengan Rekam Jejak Gemilang
  • Berbusana Batik, Wali Kota Malang Hadiri Gala Dinner Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya
  • Eksepsi Dua Terdakwa TPPO di Malang, JPU Bakal Jawab Pada Sidang Pekan Depan
  • Be the first to comment

    Leave a Reply

    Your email address will not be published.