Melalui Pelatihan UMKM, Inilah Cara Jitu Ali Muthohirin Bangkitkan Ekonomi Masyarakat

Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1, Ali Muthohirin bersama masyarakat Lowokwaru. (ist)
Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1, Ali Muthohirin bersama masyarakat Lowokwaru. (ist)

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Melalui pelatihan usaha mikro kecil menengah (UMKM), inilah cara jitu Calon Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Kota Malang. Berbagai pelatihan yang digelar Ali Muthohirin, diantaranya pelatihan membuat kue tar hiasan hingga potong rambut gratis.

Pelatihan UMKM itu terpantau dilakukan di wilayah Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada Senin (7/10/2024). Puluhan ibu ibu tampak antusias mengikuti pelatihan membuat kue tar hias.

Pelatihan itu menghadirkan mentor yang langsung membimbing peserta merias kue tar hingga menjadi kue yang menarik. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan edukasi soal pemasaran UMKM.

Dalam kesempatannya, Ali Muthohirin menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian program peningkatan UMKM yang telah dicanangkan. Selain itu, juga untuk meningkatkan kreativitas masyarakat Kota Malang.

Baginya, pelatihan UMKM cukup penting dilakukan. Ibu ibu yang menjadi sasaran pelatihan ini diharapkan mampu memiliki kreativitas hingga membangun usaha sendiri dan pada akhirnya bisa meningkatkan perekonomian.

“Tentu ini bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini upaya kami agar ibu ibu di Kota Malang punya kreativitas dan usaha,” kata Ali.

“Melihat antusias peserta yang luar biasa, kami akan terus lakukan ini di titik lain. Memang pelatihan ini sangat dibutuhkan,” imbuhnya.

Menurutnya, pelatihan UMKM ini sudah lama dia gencarkan sebelum maju mencalonkan diri di kontestasi Pilkada Kota Malang 2024, mendampingi Wahyu Hidayat.

“Sebetulnya pelatihan UMKM ini sudah lama kami lakukan hingga jadi program kerja kami,” tuturnya.

Diketahui, ada sekitar 20 kelompok UMKM di Kota Malang yang telah dilatih dan dibina untuk berkembang oleh Ali Muthohirin. Dimana, setiap kelompoknya terdiri dari sekitar 30-50 orang.