Mahasiswa UMM Raih Juara Ajang Nasional Berkat Aplikasi Konseling

Mahasiswa UMM Raih Juara Ajang Nasional Berkat Aplikasi Konseling. (Sumber Humas UMM)
Mahasiswa UMM Raih Juara Ajang Nasional Berkat Aplikasi Konseling. (Sumber Humas UMM)

MALANG (SurabayaPost.id) – Kesehatan mental adalah masalah yang paling banyak terjadi pada saat ini, utamanyabagi Gen-Z. Banyak terjadi kasus bunuh diri yang disebabkan karena stres, depresi dan sebagainya. Melihat hal tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan aplikasi bernama Curahkan’s Cyber Counseling, platfrom digital yang dirancang khusus untuk mendukung kesehatan mental. Ide itu bahkan berhasil membawa mereka menjadi juara pertama di Unnes Islamic Fair, Semarang, November ini.

Adalah Khoirul Umar, Innasatun Nabilatin Nadif dan Ameliya Dalallul Hanan yang menginisiasi ide tersebu. Umar mengatakan, aplikasi ini bertujuan untuk menyediakan wadah yang aman dan dapat diandalkan bagi mereka yang ingin mengungkapkan perasaan mereka tanpa bergantung pada orang lain yang tidak dikenal.

Aplikasi Curahkan’s ini hadir sebagai bentuk konseling berbasis daring yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Bahkan menggunakan sistem end-to-end encryption layaknya WhatsApp guna memastikan keamanan data pengguna. Salah satu keunggulannya, aplikasi ini menawarkan pilihan konseling dengan psikater profesional yang bukan hanya ahli di bidang psikologi, tetapi juga memiliki latar belakang keagamaan sebagai ustadz dan ustadzah.

“Pengguna juga dipetakan berdasarkan jenis kelamin untuk memastikan kenyamanan dan kepercayaan mereka saat berkonsultasi,” tutur Umar dikutip dari rilis Humas UMM, Rabu (13/11/2024).

Mahasiswa ilmu komunikasi itu melanjutkan, dalam prototipenya ada beberapa fitur utama, seperti alat ungkap masalah (AUM) yang menjadi wadah pengguna untuk menuliskan keluhan atau curahan hati mereka. Setelah itu, mereka dapat mengakses Sack’s Sentence Completion Test yang berguna untuk mengetahui profil kepribadian dan Beck Depression Inventory untuk mengukur tingkat stres.

“Selanjutnya, hasil akan menunjukkan bahwa aplikasi dapat mendeteksi kecenderungan seperti kesedihan yang mendalam atau keengganan bersosialisasi dengan memberikan notifikasi yang disesuaikan dengan kondisi emosional pengguna,” lanjutnya.

Selain itu, Curahkan memiliki fitur Manajer Ibadah, sebuah fitur yang mengingatkan pengguna untuk melakukan ibadah harian, seperti salat. Bahkan mengingatkan tindakan kecil, seperti tersenyum. Ada beberapa kelebihan aplikasi ini. Pertama, dapat digunakan secara umum khususnya untuk umat islam terlebih lagi untuk Gen Z. Non-muslim juga dapat menggunakannya namun tidak dapat menggunakan fitur ustaz dan ustadah. Kedua, aplikasi ini mengimplikasikan surat Ar Rad ayat 28 dan dapat membimbing pengguannya untuk bersosialisasi agar tidak stres.

“Aplikasi ini masih dalam pengembangan, jadi terdapat kekurangan yang perlu kami evaluasi lagi seperti. Masih memerlukan evaluasi secara berkelanjutan,” katanya.

Umar dan tim berharap, aplikasi ini dapat mencegah bunuh diri di kalangan remaja, terutama di Malang. Selain itu juga dapat membantu mereka yang mengalami tekanan hidup. Ia ingin agar platform itu dapat memberikan bimbingan agama serta dukungan psikologis agar pengguna merasa lebih dekat dengan Tuhan dan mendorong mereka untuk hidup lebih positif.

“Curahkan’s Cyber Counseling diharapkan menjadi salah satu langkah yang konkret dalam upaya mencegah masalah kesehatan mental seperti stres dan depresi. Untuk teman-teman gen Z,jJaga mentalmu karena kehidupan masih panjang. Kita harus berprinsip ‘Khoirunnas anfa’uhum linnas’ yang artinya manusia yang paling baik adalah yang membantu orang lain,” tutupnya. (*)