Demi Pelayanan Kesehatan di Bawean, DPRD Gresik Perjuangkan Insentif Dokter Spesialis

GRESIK (SurabayaPost.id)—Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Masud Pulau Bawean mendapat perhatian khusus dari DPRD Gresik. Saat ini para wakil rakyat tengah berjuang untuk merealisasikan tuntutan para dokter spesilis agar betah berdinas di Pulau Bawean.

Menurut Wakil Ketua DPRD Gresik, Aslachul Alif Maslihan, salah satu tuntutanya adalah insentif sebesar Rp 75 juta per bulan, rumah dinas dokter, dan penunjang kedinasan lain.

“Untuk insentif Rp 75 juta itu akan dipenuhi di APBD Gresik, termasuk rumah dinas yang akan diperjuangkan di pembahasan R-APBD 2020,” kata Alif saat memberikan keterangan pers, Senin (2/3).

Alif menambahkan, pihaknya juga meminta kepada pemerintah agar menyekolahkan dokter umum ke sekolah spesialis. Dengan harapan dokter dokter tersebut nantinya bisa menjadi tenaga medis khusus di wilayah Gresik termasuk bisa ditugaskan di pulau Bawean. “Selain itu, DPRD juga telah meminta pemerintah untuk menyekolahkan dokter umum. Jadi, sudah tidak ada masalah,” imbuhnya.

Saat ini ungkap Alif, RSUD Umar Mas’ud belum maksimal karena belum bisa memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di sana. Kebutuhan kesehatan masyarakat Pulau Bawean banyak yang tak bisa dilayani, lantaran belum tersedianya tenaga medis spesialis (dokter spesialis) di RSUD Umar Mas’ud. “Insya Allah kita bisa memenuhi kebutuhan tenaga medis disana dalam waktu dekat,” tuturnya.

Dikatakanya, pada awal RSUD Umar Mas’ud berdiri pada tahun 2018, sudah ada dokter spesialis karena saat itu ada program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) pada tahap I. Namun, setelah kontrak WKDS telah habis, praktis tidak ada lagi dokter spesialis di RSUD Umar Mas’ud.

Kemenkes sempat memberikan jatah 3 dokter spesialis, namun baru beberapa bulan menjalankan tugas, mereka mengundurkan diri. Alasannya insentif daerah terlalu kecil, yakni hanya Rp 10 juta per bulan sesuai Perbup (peraturan bupati).

“Dan, sekarang alhamdulillah pengajuan dokter spesialis digolkan, lantaran Bawean masuk kategori yang dikhususkan daerah kepulauan,” pungkas Ketua DPC Gerindra Gresik ini.

Saat ini kata Alif, kebutuhan jangka pendek tenaga dokter spesialis di Pulau Bawean hingga Februari 2020 sudah terpenuhi dengan bantuan tenaga medis dari Dinkes Provinsi Jatim. Sementara untuk jangka panjang, akan dipenuhi oleh Kementerian Kesehatan RI.

“Jadi, untuk tahun 2020 ini kebutuhan dokter spesialis di RSUD Umar Mas’ud sudah tak ada masalah. Kami dibantu Dinkes Provinsi dan Kepala Dinkes Gresik Pak drg. Siaifudin Ghozali melobi Kemenkes RI untuk tenaga dokter spesialis di RSUD Umar Mas’ud,” ujar

Menurut Alif, kebutuhan dokter spesialis di RSUD Umar Mas’ud adalah bedah dasar seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anestesi, dan dokter spesialis kandungan.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Muhammad menyampaikan banyaknya kematian anak di pulau Bawean lantaran tak bisa tertangani dengan baik karena tak tersedianya dokter spesialis.

“Namun, alhamdulillah kekurangan dokter spesialis di 2020 terpenuhi. Untuk mengeceknya, pada 16 Maret mendatang Komisi IV akan ke Bawean. Kami akan KKDD ke Bawean untuk cek tenaga medis dan pelayanan di sana,” ujar mantan Dirut PDAM Gresik ini. adv

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.