Gelar Investment Outlook 2021 Saat Pandemi Covid-19, BBJ-KBI: BPF Malang Legal dan Tak Bermasalah

Para nara sumber Investment Outlook 2021 kala memberikan pemaparan terkait peluang investasi bursa berjangka

MALANG (SurabayaPost.id) – PT Bestprofit Futures (BPF) Malang dinilai sehat, legal dan tak bermasalah. Penilaian dan penegasan tersebut disampaikan Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Stephanus Paulus Lumintang dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi.

Mereka menyampaikan penegasan tersebut dalam acara Investment Outlook 2020/2021 di Hotel Ibis Malang, Rabu (21/10/2020). Menurut mereka, BPF bisa dipercaya untuk melakukan investasi di bursa berjangka. “Meskipun di masa pandemi Covid-19,” kata Stephanus Paulus Lumintang yang diamini Fajar Wibhiyadi.

Dijelaskan dia bahwa sejak awal tahun 2020, kondisi perekonomian Indonesia memang mengalami kontraksi. Itu diakibatkan perang dagang AS China yang kemudian muncul pandemi Covid 19.
Tak ayal, pada kuartal 1, pertumbuhan ekonomi nasional hanya mampu mendarat di level 2,97 persen. Itu jauh dari target sebesar 4,5 persen sampai 4,6 persen.

Pada 24 Maret 2020, IHSG pun sempat jatuh ke titik terendah yaitu turun 37 persen ditutup pada level 3.937. Perlambatan ini semakin kuat setelah sinyal resesi dibunyikan jelang akhir kuartal 2.

Pimpinan BPF Malang Andri

Kinerja sebagian portofolio Investasi dalam negeri lesu. Sementara itu terjadi anomali pada harga emas yang melonjak naik hingga menembus level US$ 2.070/troy ons pada 7 Agustus 2020 silam.

Sebagai salah satu instrumen safe haven, emas menjadi buruan para investor di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran di masa pandemi.
Penyebaran Covid 19 terutama menjadi faktor pengungkit yang memicu kenaikan harga emas, meski pada akhirnya kembali melandai di level US$ 1.850 – US$ 1980/troy ons sekarang.

Namun, peluang emas untuk kembali bersinar masih besar. Pemilihan Presiden Amerika Serikat dan meningkatnya kembali ketegangan AS-Tiongkok diprediksi akan mendorong emas kembali naik.

Gambaran Seluruh analisa dan prediksi tersebut terangkum dalam kegiatan Investment Outlook PT Bestprofit Futures Malang bersama dengan PT Bursa Berjangka Jakarta, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri mengatakan bahwa situasi ekonomi yang tidak menentu membuat banyak investor bertanya-tanya mengenai arah ke depan. Sehingga, BPF Malang berinisiatif mengadakan Investment Outlook sebagai upaya memberi kontribusi positif bagi perkembangan investasi di Indonesia, khususnya di kota Malang.

Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa dalam keadaan ekonomi yang masih bergejolak, terutama pada masa pandemi ini secara global masih berpeluang melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan moment dan instrumen yang tepat.

Dia sebutkan seperti berinvestasi dalam instrumen perdagangan berjangka. Misalnya dalam kontrak emas loco London, kontrak berjangka kopi, timah dan lain-lain. Di mana gejolak lain, selain masa pandemi, adanya pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan turut serta mempengaruhi gejolak ekonomi dunia.

“Tentunya investasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat resiko dan konsekuensi dari masing-masing jenis investasi yang akan digeluti,” jelas dia.

Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi. Dia mengatakan sejak awal tahun 2020 wabah Covid-19 telah memberikan dampak ekonomi yang cukup besar.

Menurut dia hampir semua sektor ekonomi terdampak. “Namun ada sebuah fenomena yang menarik di industri perdagangan berjangka komoditi, dimana saat masa pandemi ini, justru terjadi kenaikan transaksi,” jelas dia.

Data PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang berperan sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi di BBJ menunjukkan, sampai dengan Kuartal III tahun 2020 terjadi pertumbuhan transaksi sebesar 25,43 persen, dari 992.187 lot di Kuartal III 2019 menjadi 1.244.491 Lot di Kuartal III 2020.

Selain itu, dari Pasar Fisik Komoditas juga menunjukkan trend kenaikan yang positif. Data transaksi Pasar Fisik Komoditas Timah Murni Batangan di Bursa Berjangka Jakarta sampai dengan Kuartal III tahun 2020, terjadi total transaksi sebanyak 9.850 Lot dalam 49.296 Ton, dengan Transaction Value sebesar USD 813.986.011.

Itu semua, kata dia, tentu merupakan bukti bahwa industri Perdagangan Berjangka Komoditi cukup tahan. Termasuk terhadap guncangan ekonomi, baik lokal maupun global.

“Kami optimis, kedepan industri perdagangan berjangka komoditi akan terus berkembang. Tantangannya adalah bagaimana para pelaku melakukan edukasi yang benar kepada masyarakat tentang investasi di PBK,” tandasnya.

Melihat situasi kesehatan yang mulai pulih dengan penemuan dan dimulainya pendistribusian vaksin Covid 19, kondisi perekonomian nasional diprediksi akan pulih perlahan. Sementara menunggu aktivitas normal secara keseluruhan, proyeksi emas sebagai alternatif investasi primadona diperkirakan masih bakal berlanjut.

Kuartal III, BPF Malang Kian Mengkilap
Menutup kuartal III tahun ini, BPF Malang mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 75.663 lot, naik 107,59% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Sementara itu untuk jumlah nasabah baru sepanjang Januari sampai September 2020, BPF Malang mampu menarik 187 nasabah baru atau meningkat 49,60% dari kuartal III tahun lalu.

Andri mengatakan bahwa peningkatan kinerja selama pandemi dikarenakan animo masyarakat terhadap investasi perdagangan berjangka mulai bergairah. Edukasi yang dilakukan selama ini melalui pemberitaan, kegiatan di kampus, hingga service door to door ke setiap calon nasabah yang ingin mencoba melakukan transaksi telah membuahkan hasil yang positif.

“Kami berharap bahwa semakin banyak masyarakat yang melirik investasi di perdagangan berjangka sebagai alternatif investasi pilihan yang menjanjikan,” ujar Andri. (lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.