Usai Bunuh Ibunya, Ini Pesan Roziqin ke Para Tetangganya

GRESIK (SurabayaPost.id)–Kepedihan mendalam begitu dirasakan oleh Suwari (40) anak dari Ranis (65) yang jadi korban pembunuhan adik kandungnya Roziqin. Ia tidak punya firasat buruk, sebelum adiknya menghabisi nyawa ibu kandunya sendiri dengan sebilah sabit yang sebelumnya diasah oleh Roziqin.

Suwari sendiri mengaku bahwa adik bungsunya itu tidak memiliki tanda-tanda sebagai pemuda temperamental dan sadis hingga tega membunuh ibunya sendiri. Bahkan itu juga diakui oleh Mat Rozim Kepala Desa Madumulyorejo sebelumnya. Hanya saja menurut warga, Roziqin yang tega menggorok ibunya kandungnya itu memiliki emosi yang labil lebih-lebih saat ia sedang jengkel dengan sesuatu. Rozikin juga dikenal dikampungnya sebagai pemuda yang susah bergaul dengan pemuda sebayanya maupun dengan tetangganya. “Kami terpukul dan shock saat mendengar ibu meninggal di bacok Roziqin. Dan saat itu saya sendiri sedang sakit,” ungkap Rozim menirukan Suwari kakak kandung Roziqin, Senin (10/3).

“Tidak ada tanda-tanda dia sadis. Hanya saja dia labil emosinya. Pernah suatu saat jengkel dengan barang atau sesuatu langsung ia pukul. Tapi dia tidak pernah mukul orang lain. Roziqin tidak pernah bergaul dengan warga atau dengan teman sebayanya kecuali ada kondangan ke tetangga,” imbuh Rozim.

Diceritakan Rozim, bahkan saat ditangkap Polisi, Roziqin masih bisa ‘clometan’ dengan tetangganya yang sedang melihat dirinya digelandang Polisi setelah dipastikan bahwa ibunya tewas akibat tebasan sabitnya. Ia berpesan kepada tetangganya, jika nanti dirinya dihukum dan meminta agar tetangganya membawakan rokok jika sewaktu-waktu menjengunya di tahanan.

“Nanti bawa rokok ya kalau jenguk saya dipenjara,” kata Rozim menirukan clometan Roziqin kepada tetangganya saat ia hendak dibawa Polisi

Bahkan, sebelum pemuda yang hanya tamatan Madrasah Tsanawiyah (MTs) ini dibawa oleh Polisi juga sempat berkelakar kepada petugas dengan bahasa jawa. Dengan tanpa beban kepada petugas Roziqin mengaku lebih baik membunuh ibu kandungnya sendiri daripada membunuh tetangganya.

“Dari pada aku mateni tonggo lebih baik mateni ibuku dewe. (Daripada aku membunuh tetangga lebih baik membunuh ibu saya sendiri). Dan Roziqin langsung mengakuinya saat didatangi Polisi, sehingga Polisi dengan gampang meringkusnya. Meski usai membunuh ibunya dia sempat tidak mau keluar rumah saat disuruh keluar sama Polisi,” ungkap  Rozim menirukan ucapan Roziqin saat di datangi petugas kerumahnya usai kejadian.

Rozim, mengungkapkan sebelum Ranis ibu kandungnya ditebas sabit, Roziqin sempat memeriksakan ke Puskesmas setempat untuk berobat karena Ranis mengalami demam. Kejadian tragis kemungkinan tersangka sering diomeli oleh ibunya Ranis. Puncaknya, saat Ranis memerintahkan Roziqin untuk mengantarkan makanan suguhan untuk pekerja di Masjid desa setempat yang sedang dibangun.

“Sehari sebelum dia (Roziqin) membunuh ibuhnya Roziqin sempat membawa ibunya naik sepeda motor ke Puskesmas untuk berobat karena demam. Kita memang sedang lagi membangun Masjid desa. Kita menggilir semua warga per KK untuk jamuan pekerja di Masjid. Nah, mungkin ibunya memerintah tersangka untuk mengantarkan jaminan makanan buat pekerja di Masjid tidak segera diantarkan. Kemungkinan ibunya ngomel dan Roziqin tidak mampu mengendalikan emosinya yang labil lalu terjadi hal yang paling buruk yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dikampung kami selalu aman, baru kali ini terjadi dan sangat tragis dan hampir membuat pemuda di desa kami emosi. Dan alhamdulillah bisa kita atasi tidak sampai terjadi penghakiman massa,” tandasnya.

Rozim menambahkan cerita soal keluarga Almarhum Rupuan yang merupakan ayah kandung Roziqin yang dikenal dengan pekerja ulet tak kenal lelah sehingga merupakan keluarga yang cukup. Anak pertama dari pasangan Ranis dan Rupuan adalah Suwari yang sudah menikah dengan warga Babak Bawo Dukun. Sedangkan anak kedua adalah Khotimah menikah dengan warga Bojonegoro dan keduanya sudah tidak satu rumah. Tersangka hidup sehari-hari dengan ibunya.

“Punya tambak yang cukup luas. Dan kelurga Rupuan dikenal pekerja keras, secara ekonomi tidak kekurangan jika dibanding dengan warga lainya. Tapi semuanya sudah terjadi dan sangat sulit dilupakan oleh warga kami,” tuturnya.

Sementara itu usai kejadian, jenazah ibu malang itu diotopsi dirumah sakit dan untuk dimandikannya. Dan ibu tiga anak itu dimakamkan sekitar jam 9.00 pada Senin (11/3) pagi tadi di pemakaman umum desa setempat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.