Sambut Kunjungan Prof Shimada dari Nagoya University Japan, Bupati Gresik : Kita Siapkan Milenial Jadi ‘Agen of Repair’

GRESIK (SurabayaPost.id)–Prof. Yuzhuru Shimada dari Graduate School of International Development, Nagoya University Japan berkunjung diruang kerja Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani). Kunjungan profesor dari negeri samurai itu didampingi Wakil Direktur bidang Sumber Daya, Prof. Dr. Rr. Sri Pantja Madyawati, Drh., M.Si. didampingi oleh Suparto Wijoyo, Wakil Direktur bidang Riset, Pengabdian Masyarakat, Digitalisasi dan Internasionalisasi, serta tim dari ELH (Executive Learning Hub) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (25/7/23).

Saat menyambut para tamu akademisi dari Nagoya University Jepang dan Unair Surabaya itu, Gus Yani mengampaikan, Pemerintah Kabupaten Gresik tengah dan terus akan menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi sebagai upaya menggerakkan sumber daya manusia (SDM) muda progresif dan kreatif yang ada di Gresik.

Tujuan utama Pemkab Gresik berdampingan dengan perguruan tinggi tentu, kata Gus Yani agar milenial di Gresik menjadi ‘agent of repair‘, sehingga dituntut untuk berinovasi dan berprestasi agar dapat bersaing di era globalisasi.

“Pemuda milenial harus mampu ambil bagian dan menjadi pembaharu dalam mengahadapi revolusi industri 4.0 dan puncak industri Indonesia yang diramalkan akan terjadi pada tahun 2030. Inilah yang menjadi target kami berdampingan dengan perguruan tinggi,” kata Gus Yani.

Diungkapkan Gus Yani, Gresik bakal menjadi pintu gerbang perdagangan sehingga akan menjadi sorotan dunia internasional. Sehingga menjadi PR bagaimana pemerintah dapat menyajikan industri yang smart dan terintegrasi dengan bermacam potensi.

“Tanpa merubah kuktur budaya Kota Santri yang mana potret ini harus kita jaga. Dan yanv menjadi perhatian khusu saat ini adalah kawasan ekonomi khusus di JIIPE. Maka tidak ada pilihan kecuali kita menyiapkan SDM agar masyarakat Gresik tidak hanya jadi penonton,” ungkapnya

Ditegaskan Gus Yani, Gresik adalah kota yang istimewa untuk ukuran kabupaten dibanding dengan wilayah kabupaten lain di Indonesia. Hanya saja ungkapnya, butuh waktu dan ketekunan agar apa yang ada saat ini bisa merata di rasakan seluruh lapisan masyarakat.

“Dibutuhkan sinergi dan kolaborasi. Karena keduanya adalah kunci dalam menjadikan ‘Gresik Baru’. Sehingga apa yang ada di Gresik dapat dirasakan manfaat dan dampaknya bagi masyarakat Gresik sendiri. Kita akan wujudkan dalam bentuk banyak hal. Tetapi tentu butuh waktu dan strategi untuk melampaui rintangan yang tidak seperti membalik tangan,” ungkap Gus Yani

Ditambahkan, yang tidak bisa dibaikan juga sinergi dan kolaborasi multihelix dimana Pesantren, Pemerintah, Industri, Masyarakat dan campur tangan pendidikan tinggi harus dilakukan agar sumber daya manusia kabupaten ini tak hanya pandai dalam mengaji akan tetapi menjadi SDM yang memiliki daya saing tinggi.

“Mengaji adalah modal moral dan religiutas yang tidak bisa kita abaikan. Karena tanpa iman yang kita yakini maka harus kita jalankan agar tidak menjadi iman yang hampa. Maka saat ini kita sedang bekerja keras menuntaskan infrastriktur jalan koneksi antar desa dan jalan kabupaten. Agar apa yang kami kerjakan sebelumnya menjadi rangkaian kebijakan menuju pemerataan manfaat dari kota sampai ujung desa, terwujud Gresik Mapan sesuai dengan RPJMD Pemerintah,” pungkasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.