Tahun 2019, PT BSI Berburu Emas 200 Ribu Ounce di Tujuh Bukit Banyuwangi

Presdir PT Bumi Suksesindo, Adi Adriansyah Sjoekri saat memaperkan produksi tambang di Tujuh Bukit, Banyuwangi dalam acara Media Gathering di Malang.
Presdir PT Bumi Suksesindo, Adi Adriansyah Sjoekri saat memaperkan produksi tambang di Tujuh Bukit, Banyuwangi dalam acara Media Gathering di Malang.

MALANG  (SurabayaPost.id) – PT Bumi Suksesindo (BSI)  berburu emas di Tujuh Bukit, Pesanggaran, Banyuwangi, Jatim. Untuk tahun 2019 ini pemegang konsesi penambangan mineral di Pesanggaran, Banyuwangi tersebut  menargetkan produksi emas sebanyak 180.000-200.000 ounce.

Presiden Direktur PT BSI Adi Adriansyah Sjoekri mengungkapkan hal itu saat di Malang, Jumat (22/2/2019). Dia mengatakan bila tahun 2018 produksi emasnya  mencapai 167.000 ounce.

“Itu sesuai target produksi yang ditetapkan 150.000-170.000 ounce. Sedangkan untuk tahun ini produksi emas kami genjot. Sebab infrastrukturnya sudah kami tingkatkan,” jelas pria yang akrab disapa Adi ini saat didampingi GM External Affairs PT Merdeka Copper Gold, Katamsi Ginano, Senior Manager External Affairs PT Bumi Suksesindo Sudarmono,  dan Superintendent Enviro PT Bumi Suksesindo, Iwa Mulyawan.

Di antara infrastruktur yang ditingkatkan itu disebutkan Adi seperti pembuatan sirkuit pabrik persiapan bijih atau ore preparation plant (OPP) kedua. Menurut dia, itu merupakan duplikasi sirkuit saat ini.

GM External Affairs PT Bumi Suksesindo, Katamsi Ginano dalam acara Media Gathering di Malang.
GM External Affairs PT Merdeka Copper Gold, Katamsi Ginano dalam acara Media Gathering di Malang.

Selain itu, kata Adi, perluasan tempat pelindian tumpukan atau heap leach pad (HLP). Jika semula  berkapasitas 36 juta ton, kini menjadi 56 ton. Lalu hambatan-hambatan pabrik, absorpsi, desorpsi, dan perolehan. “Semuanya ditingkatkan,” jelas dia.

Dijelaskan dia bila pada proses pelindian (leaching), penambahan dan penumpukan biji selama kuartal III/2018 sudah sesuai dengan rencana umur tambang atau life-of-mine (LOM). Yakni hingga 2025.

“Hal itu menunjukkan laju produksi bijih pada tahun lalu pada kapasitas 4 juta ton kering/tahun hingga kapasitas bijih maksimum 8 juta ton kering/tahun ketika proyek ekspansi oksida selesai dikerjakan. Pekerjaan ekspansi yang dimulai sejak 2018 itu membutuhkan investasi US$ 41 juta. Dana itu diperoleh dari right issue dan pinjaman komersial bank,” tutur Adi.

Menurut dia, penambangan biji pada kuartal III/2018, sebanyak 1.525 ton dengan material pengotor tertambang sebanyak 2.515 ton. Total tonase tertambang 4% di bawah kuartal sebelumnya. Meski begitu, masih sesuai dengan rencana operasional penambangan.

Dijelaskan dia bila operasi penambangan mencapai pemindahan material sebanyak 4,1 juta ton. Itu  termasuk penanganan kembali timbunan biji selama periode tersebut. “Produksi logam berharga selama triwulan IV/2018 mencapai 44.167 ounce emas dan 40.992 ounce perak,” bebernya.

Presdir PT Bumi Suksesindo, Adi Adriansyah Sjoekri (dua dari kiri) bersama, Senior Manager External Affairs PT Bumi Suksesindo Sudarmono (dua dari kanan), dan Superintendent Enviro PT Bumi Suksesindo Iwa Mulyawan (kanan) pada Media Gathering di Malang, Jumat (22/2/2019).
Presdir PT Bumi Suksesindo, Adi Adriansyah Sjoekri (dua dari kiri) bersama, Senior Manager External Affairs PT Bumi Suksesindo Sudarmono (dua dari kanan), dan Superintendent Enviro PT Bumi Suksesindo Iwa Mulyawan (kanan) pada Media Gathering di Malang, Jumat (22/2/2019)

Cadangan emas yang dikelola PT BSI diperkirakan sebanyak 1,4 juta ounce. Sedangkan yang terekstrasi diperkirakan mencapai 1,2 juta ounce. Sehingga tersisa 0,9 juta ounce karena telah diproduksi sebanyak 300.000 ounce.

Menurut Adi, tidak hanya bidang operasi produksi saja yang akan terus ditingkatkan. Bidang-bidang lain, seperti keselamatan kerja, penanganan lingkungan dan sosial juga meningkat seiring peningkatan kapasitas produksi.

Di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, pada akhir kuartal IV/2018, operasi Tujuh Bukit mencapai rekor 12,1 juta jam tanpa kehilangan jam kerja akibat cedera. Sedangkan total angka frekuensi cedera yang tercatat selama tahun berjalan per satu jam bekerja sebanyak 0,81 pada akhir Desember.

Angka di atas diperoleh dari tenaga kerja di tambang, termasuk semua karyawan dan kontraktor yang saat ini berjumlah 2.467 orang. Pekerja itu 99% warga negara Indonesia dan kurang 1% tenaga kerja asing. Dari seluruh tenaga kerja tersebut, lebih dari 60% berasal dari lokal Kabupaten Banyuwangi, termasuk sekitar 38% dari Kecamatan Pesanggaran.

Di bidang sosial dan pengendalian lingkungan, selama kuartal ini PT BSI terus melaksanakan program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Itu  mencakup kesehatan, pendidikan, mata pencaharian, dan pembangunan infrastruktur,” papar dia.

Proyek-proyek utama dilaksanakan tim Community Affairs, termasuk renovasi di sejumlah taman kanak-kanak dan sekolah dasar setempat. Selain itu, perbaikan dan pengaspalan ulang 3,5 km jalan di dekat lokasi tambang.

Sebagai bagian dari program rehabilitasi perusahaan, selama kuartal IV/2018 dilakukan penanaman tanaman penutup di area seluas 15,1 hektar serta penanaman pohon di area seluas 0,1 hektar.  “Jadi, kami langsung melakukan termasuk dan rehabilitasi begitu proses selesai,” pungkasnya. (lil/aji)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.